Chart 1
Chart 2
Dua chart berikut merupakan hasil salah satu survey online dari Youth Laboratory Indonesian yang dilakukan pada akhir tahun 2012. Kedua pertanyaan tersebut saya masukkan ke dalam survey untuk mencoba melihat kehadiran "third person effect" (TPE). TPE merupakan sebuah gejala dimana seseorang selalu melihat dari sudut pandang orang ketiga. Secara lebih spesifik, sesuatu yang dinilai negatif secara norma akan dipersepsi mustahil terjadi pada diri sedangkan sesuatu yang positif lebih besar kemungkinan terjadi pada diri.
Dengan kata lain, penilaian terhadap diri sendiri menjadi tidak obyektif dan riil. Kedua pertanyaan tersebut saya pisah posisinya dalam survey yang kami sebar. Secara mengejutkan kami menemukan bahwa pada kalangan muda, mereka memiliki TPE yang tinggi terkait dengan isu 'Hamil di luar nikah'. Anak muda melihat peristiwa 'Hamil di luar nikah' sebagai sesuatu yang mustahil terjadi pada diri mereka sedangkan di sisi lain mereka melihat hal tersebut sebagai sesuatu yang sangat mungkin terjadi pada anak muda Indonesia secara umum (bisa dilihat dari perbandingan chart 1 dan 2).
Beberapa implikasi dari hasil temuan ini bagai kalangan pendidik dan orang tua adalah:
1. Anak muda sudah melihat fenomena 'Hamil di luar nikah' sebagai sesuatu yang lumrah terjadi pada anak muda di Indonesia. Perlu adanya sebuah inisiatif kampanye secara regional dan nasional untuk mengubah mindset anak muda bahwa kedepan hal tersebut tidak akan terjadi lagi bagi generasi muda. Karena, Norma subyektif (Subjective Norms) dapat mendorong perilaku anak muda ke arah tertentu sesuai dengan kencenderungan norma orang banyak.
2. Anak muda lebih rentan terhadap perilaku konformitas (mengikuti perilaku kelompok banyak) yang dipicu oleh peer group dibanding kelompok usia lainnya, ini karena dorongan untuk social acceptance (penerimaan sosial)anak muda lebih besar. Dengan demikian, di lingkungan keluarga diperlukan adanya sebuah suasana kondusif dimana anak dapat berbagi berbagai cerita tanpa batasan, sehingga dorongan social acceptance tidak mengarah ke perilaku yang tidak diinginkan.
3. Anak muda melihat fenomena 'Hamil di luar nikah' sebagai sesuatu yang jauh jaraknya dari mereka sedang realitanya sangat dekat, perlu adanya penguatan pesan bagi anak muda bahwa hal itu sangat mungkin terjadi jika mereka tidak secara AKTIF membatasi diri ketika menjalin sebuah hubungan dengan lawan jenis. Peran workshop, talkshow dan seminar di level sekolah sangat penting disini.
kata kunci: pemasaran, tren anak muda,riset anak muda, riset pemasaran, strategi pemasaran anak muda, jasa riset, jasa riset pemasaran, biro riset pemasaran, konsultan pemasaran, youth culture asia,youth culture report,youth data,youth indonesia,youth insights,youth marketing indonesia,youth marketing reports,youth research,youthlab, indonesian youth, data anak muda, penelitian tentang anak muda, hasil survei tentang anak muda, jasa penelitian, anak muda indonesia, studi anak muda, agensi pemasaran anak muda, isu anak muda
Dr Muhammad Faisal M.Si
Peneliti Kultur dan Perilaku Anak Muda
Youth Laboratory Indonesia
www.enterthelab.com
Kata Kunci: pemasaran , tren anak muda , riset anak muda , riset pemasaran , strategi pemasaran anak muda , jasa riset , jasa riset pemasaran , biro riset pemasaran , konsultan pemasaran , youth culture asia , youth culture report , youth data , youth indonesia , youth insights , youth marketing indonesia , youth marketing reports , youth research, youthlab , indonesian youth , data anak muda , penelitian tentang anak muda , hasil survei tentang anak muda , jasa penelitian , anak muda indonesia , perilaku anak muda , youth behavior , orang tua, studi anak muda
Posted via Blogaway
Komentar
Posting Komentar